RSS

Pra Proposal Rumah Tahan Gempa


RUMAH TAHAN GEMPA
1.      Latar Belakang
Indonesia terletak pada pertemuan 2 jalur gempa utama, yaitu jalur gempa sirkum pasifik dan jalur gempa trans Asia. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai aktivitas gempa yang cukup tinggi (Puslitbang,2004). Bencana gempa bumi yang beberapa tahun terakhir ini terjadi di Indonesia antara lain :
1.      Pada 11 Maret 2011 di Fukushima terjadi Gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,9 skala Richter sekaligus menimbulkan gelombang tsunami dan dampaknya terasa di 11 negara Asia (Puslitbang,2011).
2.      Pada 27 Mei 2006 di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yang berkekuatan 5,2 skala Richter. (www.tempointeraktif)
3.      Pada 26 Desember 2004 di propinsi Nangroe Aceh Darussalam yang merupakan Gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,9 skala Richter sekaligus menimbulkan gelombang tsunami dan dampaknya terasa di 11 negara Asia (Puslitbang,2004).

Dampak yang terjadi akibat gempa bumi tersebut adalah jatuhnya korban jiwa dan keruntuhan sebagian besar bangunan, khususnya rumah tinggal. Sebagian besar rumah yang runtuh adalah rumah yang dibangun tanpa struktur penguat seperti sloof, kolom, balok ring dari beton bertulang, material yang tidak memenuhi standar dan banyak rumah tinggal yang dibangun tanpa mengikuti peraturan dan konsep desain bangunan tahan gempa yang ada (Wibowo,2006).

Hal tersebut menunjukkan pentingnya mendesain bangunan tahan gempa yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.      Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non – structural (dinding retak, genting, langit – langit jatuh, dsb) maupun komponen strukturalnya (kolom dan balok retak, pondasi ambles, dsb).
2.      Bila terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non – strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak boleh rusak.
3.      Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non – struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar ke tempat yang aman (www.mulyanto.wordpress.com).

Untuk mengatasi masalah korban tunawisma akibat gempa bumi, berbagai pihak baik dalam dan luar negeri memberikan bantuan rumah. Akan tetapi bantuan rumah yang diberikan bersifat sementara dan bukan merupakan rumah permanen yang dapat digunakan untuk jangka panjang. Oleh karena banyaknya rumah permanen yang harus dibangun pada saat bersamaan, mengharuskan waktu pembuatan rumah tidak boleh terlalu lama, selain itu diharapkan harga tiap rumah relatif murah sehingga rumah yang dibangun dapat lebih banyak dan harus mampu menahan beban gempa dan angin sedang (Wibowo,2006).

Beberapa usulan pedoman mengenai rumah sederhana tahan gempa antara lain rumah tahan gempa dari kayu yang diusulkan oleh Departemen PU dan rumah tahan gempa dari beton cor setempat yang diusulkan oleh Universitas Gajah Mada. Akan tetapi, usulan tersebut perlu dikaji ulang karena memiliki beberapa kekurangan, contohnya : untuk rumah kayu perlu diperhatikan keawetan bahan kayunya dan keindahan bentuknya sebagai rumah tinggal yang akan ditempati dalam jangka waktu yang lama dan untuk rumah beton cor setempat perlu diperhatikan waktu pelaksanaannya yang relatif lama sedangkan pemerintah perlu merelokasi korban secepatnya ke tempat yang lebih layak.

Oleh karena itu, sebagai inovasi untuk mengatasi masalah tersebut, maka pada tesis ini diusulkan rumah tahan gempa dari beton pracetak. Sistem pracetak beton mempunyai beberapa kelebihan seperti mutu dan bahan lebih terjamin karena proses pembuatan di pabrik dengan control kualitas pekerjaan yang prima, waktu pemasangan lebih cepat dan praktis, beton dapat langsung diekspos tanpa perlu finishing terlebih dahulu (www.ruk.web.id). Selain itu, tidak perlu khawatir bahwa penggunaan elemen precast tersebut akan mahal, karena mengingat elemen pracetakbisa diproduksi secara massal dan seragam sehingga elemen-elemen dalam jumlah besar bisa langsung dicetak dan dirakit di lapangan untuk membuat suatu perumahan se-tipe dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. Karena bisa mempercepat waktu pelaksanaan, maka pasti akan menghemat biaya (Yee, 2001). Akan tetapi, sistem beton pracetak juga mempunyai beberapa kelemahan seperti proses pengangkutan (transportasi) ke lapangan sulit dan mempunyai berat sendiri yang besar sehingga beban gempa yang bekerja juga besar (Wibowo,2006). Oleh karena itu, dalam perencanaan rumah tahan gempa ini, sebagian elemennya, yaitu elemen dinding akan digunakan system pracetak dengan bahan beton yang mempunyai berat lebih ringan daripada beton konvensional yaitu beton ringan sehingga beban gempa yang bekerja juga akan lebih kecil.

Desain mengenai rumah tahan gempa dengan menggunakan pracetak beton ringan ini, akan dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya : desain balok, desain kolom, desain SBK (Sambungan Balok Kolom), dinding dan pelat. Sistem struktur yang akan digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem rangka terbuka (open frame) dan rangka berdinding pengisi (infilled-frame). Dalam tesis ini, penulis akan membahas tentang desain balok rumah tahan gempa pracetak dengan menggunakan sistem rangka berdinding pengisi (infilled-frame). Balok merupakan salah satu komponen struktur yang penting. Balok
menerima beban lentur yang menyebabkan keruntuhan tarik dan beban geser yang dapat menyebabkan keruntuhan getas (britlle). Sedangkan, pengertian sistem struktur rangka berdinding pengisi adalah sistem struktur dimana kontribusi dinding atau panel pengisi rangka (infill panel) diperhitungkan dalam menahan beban lateral.

Sistem rangka berdinding pengisi terdiri dari 3 komponen, yaitu rangka (frame/skeletal structure), bagian pengisi (infill panel) dan penghubung antara rangka dan pengisinya (Hoenderkamp et al,2005). Permodelan, perhitungan kebutuhan tulangan balok dan analisa perilaku akan menggunakan bantuan program, sehingga nantinya didapat desain penulangan balok yang paling optimum untuk digunakan pada desain rumah tahan gempa serta diketahui pengaruh variasi dimensi balok, diameter tulangan dan variasi spasi tulangan terhadap daktilitas kurvatur balok.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: