RSS

BAJA


    Baja

Baja merupakan salah satu bahan kontruksi yang sering digunakan. Salah satu sifat penting dari baja adalah kuat tarik baja. Pada dasarnya bahan utama baja adalah Iron Ores ( biji besi ). Setelah biji besi diolah dalam tanur tinggi bias furnice maka akan menghasilkan besi kasar. Besi kasar ini merupakan bahan baku pembuatan besi tuang, besi tempa dan baja. Baja merupakan bentuk pertengahan dari besi tuang dan besi tempa. Dengan kadar carbon C yang menengah, maka baja memiliki sifat tahan tarik dan tahan terhadap gaya desak. Bila suatu sample uji batang baja dengan panjang awal Lo diberi beban P maka akan terlihat bahwa panjangnya akan bertambah sebesar DL menjadi L1, tetapi dalam perhitungan tarik bersifat nisbi, yaitu tegangan dan regangannya.

Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah timbulnya tegangan dan regangan yang disebabkan oleh adanya beban P, yaitu  :
                     P                                                              DL
          t = ———                                           e    = ———
                     A                                                             Lo
Dimana :         
t          = tegangan  (kg/cm²)               DL = pertambahan panjang (cm)
Lo        = panjang awal (cm)    e   = regangan  (cm )
P          = beban  (kg)                             A = luas penampang (cm²)

Dalam pengujian ternyata berlaku hukum hooke dimana tegangan berbanding lurus dengan regangan. Pada suatu saat tegangan akan tidak sebanding dengan regangan.  Khusus pada baja akan terjadi gejala naik turun pada grafik hubungan antara tegangan dan regangan.  Keadaan ini disebut gejala luluh.




Hubungan antar tegangan dan regangan dapat digambar dengan grafik stress strain diagram sebagai berikut  :                                         
                                   
a. Daerah elastis
b.Daerah plastis
c. Daerah perkuatan
d.      Daerah patah
                                                                                            
     a                b             c          d
Gambar 1.1. Grafik Hubungan Antara Tegangan dan Regangan

Sifat elastisitas baja dapat dilihat dari grafik yaitu diatas titik tP.  Sifat elastis baja masih ada dimana sifat sebanding hilang sebagian, sehingga menghasilkan garis lurus setelah beban P dihilangkan, batang akan kembali pada semula.  Batas dimana kedua sifat masih berlaku disebut “batas elastis”.  Yang biasanya berimpit dengan “Batas Proporsional”.

Bila tegangan bertambah terus maka akan sampai pada tegangan luluh (tl) dimana hanya akan terjadi pertambahan panjang bila beban masih terus ditambah maka akan mencapai tegangan maksimum di titk B.  Kemudian tegangan akan turun hingga baja akan patah.

Besi tulangan di Indonesia terbagi dalam mutu yang tercantum dalam PBI 1989 sebagai berikut  :

Tabel 1.15. Tabel standard baja menurut PBI 1989
Mutu
Sebutan
Tegangan luluh    kg/cm²
U 22
U 24
U 32
U 39
U 48
Baja lunak
Baja lunak
Baja sedang
Baja keras
Baja keras
2200
2400
3200
3900
4800

Sumber : Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1989
Tabel 1.16 tabel Sifat Mekanis Baja Struktural
Jenis Baja
Tegangan Putus
Minimum (Mpa)
Tegangan Leleh
Minimum (Mpa)
Peregangan
Minimum (%)
BJ 34
340
210
22
BJ 37
370
240
20
BJ 41
410
250
18
BJ 50
500
290
16
BJ 55
550
410
13

Sumber : SNI Baja 2002

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KAYU


  Kayu

Kayu merupakan salah satu bahan konstruksi yang pertama kali dikenal oleh manusia, karena kayu mudah didapat di alam. Kayu mempunyai beberapa kelebihan, yang antara lain :
Mudah didapat
Mudah dibuat balok kecil sehingga mudah diangkut
Cara pengerjaannya mudah
Tidak berkarat
Dapat menyekat panas dan suara

Kayu sebagai bahan bangunan harus dikenali ciri-ciri dan sifst-sifatnya yang sebagian besar penting untuk pengerjaan struktur. Sifat-sifat itu antara lain:
1.      Sifat fisik
-          Berat kayu tergantung dari berat lengasnya.
-          Kerapatan kayu =
2.      Sifat higroskopis
-          Kayu akan mengembang jika kadar lengasnya bertambah, sebaliknya akan mengerut jika kadar lengasnya berkurang.
-          Rumus pendekatan
X=
Ket      : X       = kadar lengas kayu (%)
              g        = berat mula-mula
              gku    = berat kering udara






3.      Sifat mekanis
-          Tegangan kayu dipengaruhi oleh serat, baik sejajar, tegak lurus maupun menyinggung arah serat.
-          Menurut lembaga penyelidikan hutan Indonesia 1965, mutu kayu dibedakan menjadi 2, yaitu mutu A dan mutu B.
-          Sedangkan tegangan dari mutu kayu B sama dengan 0,75 kali tegangan mutu kayu A.

Kepadatan kayu berhubungan dengan berat jenis dan kekuatan kayu. Pada umunya dapat dikatakan bahwa kayu yang berat jenisnya besar maka kekuatannya juga besar, kekuatan, kekerasan dan sifat teknik lain dari kayu adalah berbanding lurus dengan berat jenis kayu. Tetapi perbandingan ini tidak selalu sama.

Lembaga penyelidikan kehutanan membagi-bagi kekuatan kayu yang ada di Indonesia ke dalam 5 kelas :

Tabel 1.12. Tabel tegangan yang diperkenankan untuk kayu mutu A
(kg/cm2)


Kelas        
Kuat

Jati
Σlt
I
II
III
IV
V
Σlt
150
100
75
50
-
130
Σ//
130
85
60
45
-
110
σ _|_
40
25
15
10
-
30
t//
20
12
8
5
-
15

Untuk kayu mutu B , tegangan yang diperkenankan 0,75 A

Tabel 1.13. Tabel kelas kuat kayu N1-5 / BPKI 1961
Kelas Kuat
Berat Jenis
Kekuatan lengkung (kgf/cm2)
Kekuatan Tekan (kgf/cm2)
I
≥ 0,9
≥ 1100
≥ 650
II
0,9 - 0,6
1100 – 725
650 – 425
III
0,6 – 0,4
725 – 500
425 – 300
IV
0,4 – 0,3
500 – 360
300 – 215
V
≤ 0,3
≤ 360
≤ 215


Tabel 1.14 Nilai Kuat acuan (Mpa) berdasarkan atas pemilahan secara mekanis pada kadar air 15%
Kode Mutu
Ew Modulus Elastisitas
Lentur
Fb
Kuat
Lentur
Ft
Kuat
Tarik
Sejajar
Serat
Fv
Kuat
Tekan
Sejajar
Serat
Fv
Kuat
Geser
Fc
Kuat
Tekan
Lurus
serat
E26
25000
66
60
46
6,6
24
E25
24000
62
58
45
6,5
23
E24
23000
59
56
45
6,4
22
E23
22000
56
53
43
6,2
21
E22
21000
54
50
41
6,1
20
E21
20000
50
47
40
5,9
19
E20
19000
47
44
39
5,8
18
E19
18000
44
42
37
5,6
17
E18
17000
42
39
35
5,4
16
E17
16000
38
36
34
5,4
15
E16
15000
35
33
33
5,2
14
E15
14000
32
31
31
5,1
13
E14
13000
30
28
30
4,9
12
E13
12000
27
25
28
4,8
11
E12
11000
23
22
27
4,6
11
E11
10000
20
19
25
4,5
10
E10
9000
18
17
24
4,3
9

Sumber : SNI-5(2002) Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia

Keterangan :
Ew       : modulus elastisitas lentur
Fb        : kuat lentur
Ft         : kuat tarik sejajar serat
Fc        : kuat tekan sejajar serat
Fv        : kuat geser
Fc        : kuat tekan tegak lurus serat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS