1.2. Agregat Halus
1.3.1. Pengertian Agregat Halus
Agregat halus merupakan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14-5 mm yang didapat dari hasil disintegrasi (penghancuran) batuan alam (natural sand) atau dapat juga dengan memecahnya (artificial sand), tergantung dari kondisi pembentukan terjadinya.
1.3.2. Syarat Agregat Halus
Menurut PBI 1971 (NI-2) pasal 33, syarat-syarat agregat halus (pasir) adalah sebagai berikut :
1. Agregat halus terdiri dari butiran-butiran tajam dan keras, bersifat kekal dalam arti tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan hujan.
2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% terhadap jumlah berat agregat kering. Apabila kandungan lumpur lebih dari 5%, agregat halus harus dicuci terlebih dahulu.
3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan–bahan organik terlalu banyak. Hal demikian dapat dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams Harder dengan menggunakan larutan NaOH.
4. Agregat halus terdiri dari butiran-butiran yang beranekaragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat 1 (PBI 1971), harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat.
b. Sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat.
c. Sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80%-90% berat.
Pasir di dalam campuran beton sangat menentukan kemudahan pengerjaan (workability), kekuatan (strengh), dan tingkat keawetan (durability) dari beton yang dihasilkan. Untuk memperoleh hasil beton yang seragam, mutu pasir harus benar-benar dikendalikan. Oleh karena itu, pasir sebagai agregat halus harus benar-benar memenuhi gradasi dan persyaratan yang ditentukan.
1.3.3. Batasan Susunan Butiran Agregat Halus
Batasan susunan butiran agregat halus dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2. Batasan Susunan Butiran Agregat Halus
Ukuran saringan (mm) | Prosentase lolos saringan | |||
Daerah 1 | Daerah 2 | Daerah 3 | Daerah 4 | |
10,00 4,80 2,40 1,20 0,60 0,30 0,15 | 100 90-100 60-95 30-70 15-34 5-20 0-10 | 100 90-100 75-100 55-90 35-59 8-30 0-10 | 100 90-100 85-100 75-100 60-79 12-40 0-10 | 100 95-100 95-100 90-100 80-100 15-50 0-15 |
Sumber : Teknologi Beton ; Kardiyono Tjokrodimuljo
Keterangan:
Daerah I : pasir kasar
Daerah II : pasir agak kasar
Daerah III : pasir agak halus
Daerah IV : pasir halus
Diambil dari berbagai sumber semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar